Terapi Perilaku Emotif Rasional (Rational Emotive Behaviour Therapy, selanjutnya disingkat REBT) adalah sistem psikoterapi yang mengajari individu bagaimana sistem keyakinannya menentukan yang dirasakan dan dilakukannya pada berbagai peristiwa dalam kehidupan. Penakan REBT pada cara pikiran mempengaruhi perasaan menempatkan pendekatan ini pada aliran terapi perilaku-kognitif dimana REBT ini menjadi salah satu aliran tersebut.
Tujuan REBT
REBT membantu individu-individu menanggulangi problem-problem perilaku dan emosi mereka untuk membawa mereka ke kehidupan yang lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih terpenuhi. Hal tersebut dicapai dengan cara setiap individu berpikir lebih rasional, berperasaan tidak terganggu, dan bertindak dengan cara-cara yang dapat mencapai tujuan akhir. Terapis REBT bertujuan membuat dirinya tidak diperlukan lagi dengan mengajari klien bagaimana menjadi terapis bagi diri mereka sendiri untuk memecahkan problem di masa sekarang dana masa mendatang.
Teknik-teknik REBT
- Teknik Kognitif. Teknik ini membantu klien berpikir mengenai pemikirannya dengan cara yang lebih konstruktif. Klien diajar untuk memeriksa bukti-bukti yang mendukung dan menentang keyakinan-keyakinan irasionalnya dengan menggunakan tiga kriteria utama: a) Logika, b) Realisme dan, c) Kemanfaatan
- Teknik Perilaku. Teknik ini dinegosiasikan dengan klien atas dasar sifatnya yang menentang, tetapi tidak sampai membuat kewalahan, yaitu, tugas-tugas yang cukup menstimulasi untuk mewujudkan perubahan terapeutik, namun tidak terlalu menakutkan karena justru akan menghambat menjalankan tugas-tugas tersebut.
- Teknik Emotif. Ini sepenuhnya melibatkan emosi klien saat ia dengan penuh semangat melawan keyakinan-keyakinan irasionalnya. Teknik ini merupakan latihan penyerangan rasa malu di mana klien berperilaku dengan cara yang ‘memalukan’ di kehidupan nyata untuk menimbulkan cemooh atau celaan publik.
- Teknik Imajeri. Teknik utama adalah teknik imajeri emotif-rasional di mana klien didorong untuk merasa cemas dengan membayangkan melakukan presentasi yang buruk di hadapan kolega-koleganya dan kemudian, tanpa mengubah rincian dari gambaran mental tersebut, mengubah emosi klien pada satu hal yang dicemaskan. Perubahan emosi tersebut terjadi pada klien yang menggantikan keyakinan irasionalnya dengan keyankinan rasional.
sumber
Mappiare, Andi AT, 2009, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Corey, Gerald. 2009. Teori Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar